Pada hari kedua acara Hari Ulang Tahun ke-24
Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang diadakan di
Kabupaten Trenggalek, PLN Icon Plus turut mendukung acara Dialog Karbon. Pada
Dialog Nasional Ekonomi Hijau Pembangunan Rendah Karbon ini, PLN Icon Plus menyampaikan
pentingnya secara aktif meningkatkan layanan konektivitas dan solusi ‘smart’
pada seluruh daerah di Indonesia dalam materi pada dialog karbon yang
disampaikan oleh Prof. Juniati Gunawan, PhD, CSRA, CGPS, CGFS selaku ESG
Advisor PLN Icon Plus. Dalam pemaparannya, PLN Icon Plus menggarisbawahi
informasi penting mengenai ESG (Environmental, Social, and Governance)
dan potensi hutan.
Prof. Juniati menyampaikan bahwa konsep bisnis
yang bertujuan meningkatkan layanan konektivitas dan solusi ‘smart’ pada
seluruh daerah di Indonesia, dengan mengintegrasikan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) Atap dan Electric Vehicle (EV), merupakan langkah strategis
menuju ekonomi hijau. "Konsep bisnis ini tidak hanya meningkatkan layanan
konektivitas tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan melalui integrasi PLTS
Atap dan EV," ujarnya.
Prof. Juniati Gunawan menegaskan kembali bahwa
"Tidak dapat dipungkiri bahwa peran konektivitas dalam ESG (Environmental,
Social, and Governance) sangat krusial. Konektivitas menyediakan infrastruktur
yang diperlukan untuk menyiapkan dan membantu dalam perhitungan potensi sumber
daya alam atau kredit karbon yang ada. Jangan dulu membuang capex, tetapi buat
target yang jelas untuk pengurangan emisi, pemanfaatan potensi sesuai dengan
kemampuan, dan pembuatan strategi yang ramah capex. Eksekusi dengan tertib dan
selalu update realisasi dalam database.” jelasnya dalam acara Dialog Karbon
Acara dialog karbon ini diadakan dalam
rangkaian perayaan HUT ke-24 APKASI dengan mengangkat isu ekonomi hijau. Isu
ini dipilih karena meningkatnya perubahan iklim di dunia yang telah mengakibatkan
dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari menjadi ancaman serius yang perlu
ditangani bersama.
Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, dalam
sambutannya menyatakan bahwa krisis iklim yang terjadi saat ini telah memicu
bencana alam di berbagai wilayah, bahkan tidak sedikit yang menimbulkan korban
jiwa. "Krisis iklim ini harus menjadi perhatian bersama, termasuk
pemerintah daerah," tegasnya.
Gus Ipin menjelaskan bahwa Kabupaten
Trenggalek telah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi hijau yang rendah karbon.
Meskipun wilayah ini banyak dihuni dengan beragam pepohonan dan tidak terlalu
banyak industri yang menimbulkan polusi, langkah-langkah untuk menjaga
lingkungan tetap menjadi prioritas. "Kabupaten Trenggalek ini masih banyak
hutan dan agroindustri. Di Trenggalek, 60 persen wilayahnya adalah hutan.
Indeks kualitas udara kita moderate, PM 2.5 kita ada di angka 9-10, artinya
masih dalam ambang toleransi. Namun, jika di atas 12, kita harus menggunakan
pelindung untuk aktivitas," jelasnya.
Dengan dukungan PLN Icon Plus dalam Dialog
Karbon ini, diharapkan informasi dan edukasi mengenai pentingnya ESG dan
potensi hutan dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat dan semua
peserta yang hadir. Hal ini diharapkan dapat mendorong langkah-langkah nyata
dalam pembangunan ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan di seluruh
Indonesia. Dalam Dialog Karbon ini, bertujuan untuk mengajak kedepannya agar
meningkatkan pendapatan Daerah, salah satunya pemerintah daerah harus beralih
kepada bisnis perdagangan karbon.