image
PLN Icon Plus Bahas ESG dan Potensi Hutan dalam Dialog Karbon di HUT APKASI ke-24 Trenggalek Tahun 2024
18 July 2024

Pada hari kedua acara Hari Ulang Tahun ke-24 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang diadakan di Kabupaten Trenggalek, PLN Icon Plus turut mendukung acara Dialog Karbon. Pada Dialog Nasional Ekonomi Hijau Pembangunan Rendah Karbon ini, PLN Icon Plus menyampaikan pentingnya secara aktif meningkatkan layanan konektivitas dan solusi ‘smart’ pada seluruh daerah di Indonesia dalam materi pada dialog karbon yang disampaikan oleh Prof. Juniati Gunawan, PhD, CSRA, CGPS, CGFS selaku ESG Advisor PLN Icon Plus. Dalam pemaparannya, PLN Icon Plus menggarisbawahi informasi penting mengenai ESG (Environmental, Social, and Governance) dan potensi hutan.

Prof. Juniati menyampaikan bahwa konsep bisnis yang bertujuan meningkatkan layanan konektivitas dan solusi ‘smart’ pada seluruh daerah di Indonesia, dengan mengintegrasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan Electric Vehicle (EV), merupakan langkah strategis menuju ekonomi hijau. "Konsep bisnis ini tidak hanya meningkatkan layanan konektivitas tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan melalui integrasi PLTS Atap dan EV," ujarnya.

Prof. Juniati Gunawan menegaskan kembali bahwa "Tidak dapat dipungkiri bahwa peran konektivitas dalam ESG (Environmental, Social, and Governance) sangat krusial. Konektivitas menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk menyiapkan dan membantu dalam perhitungan potensi sumber daya alam atau kredit karbon yang ada. Jangan dulu membuang capex, tetapi buat target yang jelas untuk pengurangan emisi, pemanfaatan potensi sesuai dengan kemampuan, dan pembuatan strategi yang ramah capex. Eksekusi dengan tertib dan selalu update realisasi dalam database.” jelasnya dalam acara Dialog Karbon

Acara dialog karbon ini diadakan dalam rangkaian perayaan HUT ke-24 APKASI dengan mengangkat isu ekonomi hijau. Isu ini dipilih karena meningkatnya perubahan iklim di dunia yang telah mengakibatkan dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari menjadi ancaman serius yang perlu ditangani bersama.

Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, dalam sambutannya menyatakan bahwa krisis iklim yang terjadi saat ini telah memicu bencana alam di berbagai wilayah, bahkan tidak sedikit yang menimbulkan korban jiwa. "Krisis iklim ini harus menjadi perhatian bersama, termasuk pemerintah daerah," tegasnya.

Gus Ipin menjelaskan bahwa Kabupaten Trenggalek telah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi hijau yang rendah karbon. Meskipun wilayah ini banyak dihuni dengan beragam pepohonan dan tidak terlalu banyak industri yang menimbulkan polusi, langkah-langkah untuk menjaga lingkungan tetap menjadi prioritas. "Kabupaten Trenggalek ini masih banyak hutan dan agroindustri. Di Trenggalek, 60 persen wilayahnya adalah hutan. Indeks kualitas udara kita moderate, PM 2.5 kita ada di angka 9-10, artinya masih dalam ambang toleransi. Namun, jika di atas 12, kita harus menggunakan pelindung untuk aktivitas," jelasnya.

Dengan dukungan PLN Icon Plus dalam Dialog Karbon ini, diharapkan informasi dan edukasi mengenai pentingnya ESG dan potensi hutan dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat dan semua peserta yang hadir. Hal ini diharapkan dapat mendorong langkah-langkah nyata dalam pembangunan ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan di seluruh Indonesia. Dalam Dialog Karbon ini, bertujuan untuk mengajak kedepannya agar meningkatkan pendapatan Daerah, salah satunya pemerintah daerah harus beralih kepada bisnis perdagangan karbon. 


Share: