Jakarta, 18 Juni 2025 — Musyawarah Nasional ke IX Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) resmi menetapkan Akhmad Maruf Maulana sebagai Ketua Umum periode 2025–2028. Dalam kepemimpinan barunya, Maruf menekankan perlunya transformasi peran HKI, dari sekadar pengelola kawasan industri menjadi motor penggerak kebangkitan industri nasional.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak himpunan kawasan industri di seluruh indonesia, tidak hanya itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga turut hadir langsung di acara ini, yang secara resmi mengumumkan bahwa pemerintah sedang melakukan revisi terhadap Undang‑Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
“Kami dalam proses revisi UU No. 3 Tahun 2014 tentang Industri dan sudah disepakati Baleg DPR. Saya mengundang HKI untuk membahas bersama demi memperkuat kawasan industri,” ujar Menperin di sela-sela penutupan Munas HKI ke IX, menegaskan sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam memperbarui regulasi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita turut menekankan pentingnya penyusunan data kuantitatif yang mencerminkan kontribusi kawasan industri terhadap ekonomi nasional, guna memperkuat dasar penyusunan regulasi.
“Kalau kita bisa menguantifikasi kontribusinya, maka regulasi yang disusun bisa lebih tepat sasaran dan menjawab tantangan yang ada,” lanjutnya.
Dalam keterangannya, Menperin juga menyebut beberapa isu yang perlu dibenahi bersama, seperti perizinan, infrastruktur pendukung, premanisme, transisi menuju kawasan industri hijau, serta pengelolaan air dan energi.
Maruf menyampaikan bahwa kepengurusannya akan membawa semangat baru bagi HKI untuk tidak hanya menjadi wadah pengelola kawasan industri, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam mengembalikan kejayaan industri nasional. Melalui kolaborasi yang lebih erat dengan pemerintah dan pelaku usaha, HKI akan mendorong lahirnya kawasan industri yang berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.
“kami berharap bersama Kementerian Perindustrian, Indonesia bersama HKI bisa membangun industri yang berprestasi, dan menjadi pasti,” ujarnya.
Munas IX HKI ini juga menegaskan komitmen organisasi dalam mengoptimalkan peran kawasan industri untuk memperkuat daya saing investasi industri manufaktur dalam rangka menciptakan lapangan kerja, sejalan dengan tema yang diusung dalam forum nasional ini.
Dalam mendukung agenda tersebut, PLN Icon Plus turut hadir dan berperan sebagai mitra strategis. Sebagai bagian dari Subholding Beyond kWh PT PLN (Persero), PLN Icon Plus menghadirkan solusi Smart and Green Kawasan Industri, yang dirancang untuk mendukung operasional yang andal dan mendorong keberlanjutan bagi para pelaku usaha di kawasan industri. Fokus utama kontribusinya adalah memperkuat fondasi kawasan industri melalui penyediaan solusi energi bersih, digitalisasi, dan efisiensi energi.
Komitmen PLN Icon Plus ini selaras dengan kebutuhan masa depan akan kawasan industri yang tangguh, modern, dan ramah lingkungan. Kehadiran dan peran aktifnya dalam Munas IX HKI menandai langkah konkret menuju penguatan ekosistem industri nasional yang berkelanjutan, efisien secara energi, dan adaptif terhadap perubahan iklim maupun tantangan global.
Jakarta, 18 Juni 2025 —
Musyawarah Nasional ke IX Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) resmi
menetapkan Akhmad Maruf Maulana sebagai Ketua Umum periode 2025–2028. Dalam
kepemimpinan barunya, Maruf menekankan perlunya transformasi peran HKI, dari
sekadar pengelola kawasan industri menjadi motor penggerak kebangkitan industri
nasional.
Acara ini dihadiri
oleh berbagai pihak himpunan kawasan industri di seluruh indonesia, tidak hanya
itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga turut hadir langsung
di acara ini, yang secara resmi mengumumkan bahwa
pemerintah sedang melakukan revisi terhadap Undang‑Undang Nomor 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian.
“Kami dalam proses revisi UU No. 3 Tahun 2014 tentang Industri dan
sudah disepakati Baleg DPR. Saya mengundang HKI untuk membahas bersama demi
memperkuat kawasan industri,” ujar Menperin di
sela-sela penutupan Munas HKI ke IX, menegaskan sinergi antara sektor swasta
dan pemerintah dalam memperbarui regulasi.
Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang
Kartasasmita turut menekankan pentingnya penyusunan data
kuantitatif yang mencerminkan kontribusi kawasan industri terhadap ekonomi
nasional, guna memperkuat dasar penyusunan regulasi.
“Kalau kita bisa menguantifikasi kontribusinya, maka regulasi yang
disusun bisa lebih tepat sasaran dan menjawab tantangan yang ada,” lanjutnya.
Dalam keterangannya,
Menperin juga menyebut beberapa isu yang perlu dibenahi bersama, seperti
perizinan, infrastruktur pendukung, premanisme, transisi menuju kawasan
industri hijau, serta pengelolaan air dan energi.
Maruf menyampaikan bahwa kepengurusannya akan
membawa semangat baru bagi HKI untuk tidak hanya menjadi wadah pengelola
kawasan industri, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam mengembalikan
kejayaan industri nasional. Melalui kolaborasi yang lebih erat dengan
pemerintah dan pelaku usaha, HKI akan mendorong lahirnya kawasan industri yang
berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.
“kami berharap bersama Kementerian
Perindustrian, Indonesia bersama HKI bisa membangun industri yang berprestasi,
dan menjadi pasti,” ujarnya.
Munas IX HKI ini
juga menegaskan komitmen organisasi dalam mengoptimalkan
peran kawasan industri untuk memperkuat daya saing investasi industri
manufaktur dalam rangka menciptakan lapangan kerja, sejalan dengan tema
yang diusung dalam forum nasional ini.
Dalam mendukung
agenda tersebut, PLN Icon Plus turut
hadir dan berperan sebagai mitra strategis. Sebagai bagian dari Subholding
Beyond kWh PT PLN (Persero), PLN Icon Plus menghadirkan solusi Smart and Green
Kawasan Industri, yang dirancang untuk mendukung operasional yang andal dan
mendorong keberlanjutan bagi para pelaku usaha di kawasan industri. Fokus utama
kontribusinya adalah memperkuat fondasi kawasan industri melalui penyediaan
solusi energi bersih, digitalisasi, dan efisiensi energi.
Komitmen PLN Icon
Plus ini selaras dengan kebutuhan masa depan akan kawasan industri yang
tangguh, modern, dan ramah lingkungan. Kehadiran dan peran aktifnya dalam Munas
IX HKI menandai langkah konkret menuju penguatan ekosistem industri nasional
yang berkelanjutan, efisien secara energi, dan adaptif terhadap perubahan iklim
maupun tantangan global.